Sejarah Desa Sukahurip - Desa Sukahurip

Sejarah Desa Sukahurip

Sejarah Desa Sukahurip Cihaurbeuti

Konon cerita dari orang tua tentang berdirinya Desa Sukahurip diperkirakan sekitar tahun 1883. Ketika itu Indonesia masih dijajah oleh kolonial Belanda. Banyak diantara rakyat Indonesia yang mempunyai pemikiran bagaimana caranya melepaskan diri dari kurungan kolonial Belanda. Maka pada tahun 1880 terjadilah pemberontakan di Batavia (Jakarta sekarang) yang dipimpin alih Bang Item, (dinamakan Bang Item karena orangnya tinggi besar dan berkulit hitam). Karena merasa terdesak oleh Belanda maka mereka melarikan diri dari Batavia dengan berjalan kaki menuju hutan dan akhirnya terdamparlah disuatu tempat yang sekarang dinamakan Dusun Palasari. Mereka menjadi buronan Belanda.

Sekitar pada tahun 1883 ada seorang paninggaran (Pemburu) yang bernama Aki Buyut Mahad asal kelahiran Ciamis, datang untuk berburu “mencek” (rusa, kijang) di Gunung Bongkok dengan bersenjatakan tombak, golok, dan kujang (senjata tradisional Sunda).

Pada suatu hari, berangkatlah rombongan pemburu ke lereng Gunung Bongkok. Setelah lama berada di hutan tidak Nampak ada binatang yang akan diburunya. Hari semakin sore buruan belum juga dapat, maka mereka memutuskan untuk pulang. Sebelum sampai ke kampung tujuan, Aki Buyut Mahad dan rombongan berhenti di bawah pohon yang rindang. Sedang asik-asiknya beristirahat tiba-tiba dikejutkan oleh gerakan di semak-semak yang diduga ada hewan buruan yang sangat diincarnya. Dengan spontan Aki Buyut melemparkan tombaknya kearah semak-semak tersebut. Namun ternyata tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang tinggi besar, kekar, berkulit hitam, orang tersebut nyaris menjadi sasaran tombak. Menurut istilah dalam bahasa Sunda “nyalahan”. Dikira Kijang namun ternyata seorang laki-laki buronan tentara Belanda pelarian dari Batavia, yang mengaku bernama Abang Item. Setelah keduanya berkenalan, Abang Item merasa aman dari kejaran tentara Belanda, maka mereka sepakat untuk menetap dan membuka hutan di sana yang kini dikenal dengan Dusun Palasari.

Mengingat mereka merasa saling membutuhkan, dan dipandang perlu adanya sesepuh yang dituakan sebagai pemimpin mereka. Maka ditunjuklah sebagai Kuwu pertama yaitu Abang Item dan Aki Buyut Mahad sebagai Wakilnya atau yang disebut pada waktu itu “Ngabihi”. 

Terbentuknya Desa Sukahurip

Sejak itu berdirilah sebuah Desa Panyalahan yang diambil dari kata “nyalahan” dalam Bahasa Sunda yang artinya kekeliruan. Desa Panyalahan (Desa Sukahurip, sekarang) terdiri dari 5 kampung (Dusun), yaitu:
  1. Kampung Palasari
  2. Kampung Cidangiang
  3. Kampung Babakan Cau (Sukajadi, sekarang)
  4. Kampung Langkob
  5. Kampung Panyalahan (Sukahurip)
Desa Panyalahan berbatasan dengan salah satu desa yaitu Desa Sigung. Desa Sigung terdiri dari 2 kampung, yaitu:
  1. Kampung Sigung
  2. Kampung Cikujang Beet
    Untuk lebih mengeratkan persaudaraan dan mengefektifkan kepemimpinan, maka kedua tokoh dari kedua desa tersebut (Desa Panyalahan dan Desa Sigung), sepakat untuk digabungkan menjadi satu desa. Terjadilah penggabungan kedua desa tesebut dengan menunjuk H. Abdul Majid sebagai Kepala Desa (Kuwu) pertama, berasal dari Kuwu Desa Sigung.
    Pada tahun 1939 dengan semakin berkembangnya zaman dan pertumbuhan penduduk semakin pesat sesuai dengan peraturan mengenai standar jumlah penduduk satu kampung. Maka pada tahun 1967 kampung Sigung dimekarkan menjadi 2 kampung yaitu Kampung Sigung dan Kampung Gadog. Kampung Sigung diganti namanya menjadi Kampung Sukajaya sampai sekarang.
Sehingga Desa Sukahurip menjadi 8 kampung (dusun):
  1. Dusun Sukahurip
  2. Dusun Langkob
  3. Dusun Sukajaya (Sigung)
  4. Dusun Cikujang Beet
  5. Dusun Sukajadi (Babakan Cau)
  6. Dusun Cidangiang
  7. Dusun Palasari
  8. Dusun Gadog
Silakan tulis komentar Anda